Tentu semua orang pasti kenal dengan sebuah kesenian khas warga tionghoa yaitu BARONGSAI. Kesenian yang menggambarkan sebuah singa yang menari-nari dengan ada dua orang didalamnya yang mempunyai keahlian khusus untuk mempermainkan barongsai dengan indah dan atraktif.Dengan diiringi seperangkat alat musik asal cina, barongsai melakukan atraksi menghibur layaknya seekor hewan yang lincah dan patut untuk diberi applause keras-keras.
Tapi ditengah mendunianya kesenian barongsai, tentu warga Indonesia khususnya arek-arek Jawa Timur pasti kenal dengan salah satu kesenian Matador Jowo, atau biasa disebut BANTENGAN.
Bantengan adalah kesenian magis dan atraktif yang lahir dan tumbuh subur di Malang Raya. Bantengan mirip dengan barongsai, tapi bantengan mencerminkan seekor banteng dengan wrana khas hitam. Permainan ini dapat dimainkan oleh 4 orang atau lebih. Dua orang sebagai kepala dan ekor banteng dan yang lainnya sebagai pengendali gertakan banteng dengan memegang kepalanya.Dan diiringi gamelan khas jawa.Tak butuh keahlian khusus untuk mempermainkan permainan bantengan, tidak seperti barongsai yang butuh les privat. Seorang Atlet bantengan akan melakukan atraksi dikala roh mbah banteng ini memasuki raganya. Semua orang pun bisa untuk menari-nari mencerminkan hewan-hewan seperti naga,ular,monyet,buaya,singa tergantung roh apa yang memasukinya. Namun kerap permainan ini dianggap syirik dan dosa oleh banyak orang karena bersekutu dengan setan.
Coba anda nilai antara BARONGSAI dan BANTENGAN, manakah yang terbaik. Untuk hal keindahan jersey dan style , Barongsai unggul karena indahnya motif dan warnanya. Mungkin memang pada bantengan hanya monoton dengan hitam-hitam saja. Tapi untuk hal gerakan-gerakan seni, bantengan yang terbaik karena unsur magis yang mendominasinya membuat seorang pemain bantengan melakukan gerakan maupun atrkasi yang tidak bisa dilakukan manusia. Kalau mau coba diadu kepala, sudah jelas bantengan lah yang menang.
Kita sebagai warga indonesia, tetaplah harus cinta produk dalam negeri agar tetap lestari dan tidak di klaim Si Tukang Plagiat MALAYSIA. Karena MALAYSIA butuh kesenian-kesenian untuk pariwisata negaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar