Siapa sih koruptor itu? Seperti sebuah makhluk yang entah berantah yang sukar sekali diberantas. Bahkan ada istilah pembiaran terjadinya korupsi di berbagai bidang selama tdak kurang dari empat dekat, 40 tahun! Bayangkan selama empat puluh tahun terjadinya korupsi, tapi dibiarkan saja. Sejak kapan ketemu angka empat puluh, rasanya mudah ditebak, ya coba itung aja sejak jaman “kerajaan” orda baru yang runtuh selma 32 tahun memerintah plus 8 tahun selama reformasi, klop 40 tahun!
Reformasi berjalan sudah 13 tahun, kalau diambil patokan sejak mundurnya Soeharto tanggal 21 Mei 1998, dengan hitung-hitungan ini, berarti baru sekitar lima tahunan adanya usaha pembrantasan yang kelihatan nyata, walau belum maksimal, khususnya dengan adanya KPK, inipun banyak pihak yang gerah alias “kebakaran jenggot” ketakutan. Kok takut? Ya siapa lagi kalau bukan koruptor! Kita patut bersyukur, walau yang ditangkap kebanyakan baru kelas teri, bukan kakap atau pausnya!
Mungkin memang dibutuhan keberanian yang luar biasa bagi seorang pemimpin untuk memberantas korupsi, bukan main di wacana, tapi tindakan tegas yang tidak berorientasi kepada untung rugi dalam politik dan mempertahankan kekuasaannya. Karena bila oriantasinya kekuasaan, sampai dunia kiamatpun korupsi tidak bisa diberantas! Loh kok bisa begitu? Ya bagaimana bisa memberantas korupsi kalau takut kekuasaannya digoyang, tak berani, takut nanti dalam pemilu tak dapat dukungan politik!
Waduh pengatarnya kepanjangan, sebenaranya saya ingin mengurai kata KORUPSI itu satu demi satu, mari kita mulai: